Minggu, 13 November 2011

buat irma part II


C.   SUBSIDI

Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita bisa menganalisisnya seperti ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat pula bersift proporsional. Dalam buku ini hanya diuraikan subsidi yang bersifat spesifik. Telaah mengenai subsidi proporsional dapat anda coba sendiri berdasarkan analogi pajak proporsional.

Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih murah. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi, dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih banyak.

Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persaman penawarannya P = a + bQ, maka sesudah subsidi ia akan menjadi P = a + bQ – s = (a – s) + bQ. Dengan kurva penawaran yang lebih rendah, cateris paribus, titik keseimbangan pun akan bergeser menjadi lebih rendah.

Kasus 3

Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5 Q. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 1,5 atas setiap unit barang yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan serta jumlah keseimbangan tanpa dan dengan subsidi ?

Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8. Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya bergeser turun.

Penawaran tanpa subsidi      : P = 3 +  0,5Q
Penawaran dengan subsidi   : P = 3 +  0,5Q  – 1,5
                                           P = 1,5  +  0,5Q ®  Q = -3 +  2P

Karena persamaan permintaan tetap P = 15 – Q atau Q = 15 – P, maka keseimbangan pasar sesudah subsidi:
Qd = Qs
15 – P = -3 + 2 P ® 18 = 3 P, P = 6
Q = 15 – P = 15 – 6 = 9

Jadi, dengan adanya subsidi : P'e = 6 dan Q'e = 9.

                          P

                          15                                        Qs

                                            E'                     Q's
                           7                  
                           6                       E
                           3
                        1,5                              Qd
                                                                                           Q
                              0                 8 9          15

Gambar 13.6. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi


Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen. Subsidi produksi yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan oleh produsen menjadi lebih sedikit daripada ongkos sesungguhnya untuk menghasilkan barang tersebut. Perbedaan antara ongkos produksi nyata dan ongkos produksi yang dikeluarkan merupakan bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen. Karena ongkos produksi yang dikeluarkan oleh produsen lebih kecil, ia bersedia menawarkan harga jual yang lebih rendah, sehingga sebagian dari subsidi tadi dinikmati pula oleh konsumen. Besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P'e).
                               Text Box: sk = Pe – P'e

Dalam kasus di atas, sk = 7 – 6 = 1. Berarti dari setiap unit barang yang dibelinya konsumen secara tidak langsung menerima subsidi sebesar 1, atau 67% dari subsidi per unit barang.

Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen. Besarnya bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen (sp) adalah selisih antara besarnya subsidi per unit brang (s) dan bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen (sk).
                    Text Box: sp = s – sk

Dalam kasus di atas, sp = 1,5 – 1 = 0,5. Berarti dari setiap unit barang yang diproduksi dan dijualnya produsen menerima subsidi sebesar 0,5 atau 33% dari subsidi per unit barang.

Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (s) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi (Q') dengan besarnya subsidi per unit barang (s).
                    Text Box: S = Q'e x s

Dalam kasus ini, S = 9 x 1,5 = 13,5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post-post