Minggu, 17 Februari 2013

Tulisan 5_Ekonomi Koperasi


Laporan Praktikum Titrasi Asam – Basa
Nama  : Yunita Resty Damayanti
Kelas  : XI IPA 3
1.1  Tujuan Praktikum
Mencari konsentrasi / molaritas asam cuka yang beredar di pasaran.

1.2  Dasar Teori
Titrasi merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin diketahui kadarnya). Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetri.
Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau aside alkalimetri. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret, ke dalam larutan asam dengan volum tertentu yang terletak dalam labu Erlenmeyer sampai keduanya tepat habis yang ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Tepat pada saat warna indikator berubah penambahan (titrasi) dihentikan dan volumnya dicatat sebagai volum titik akhir titrasi. Larutan basa yang diletakkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi.
Perubahan warna indikator yang menandai tepat habisnya kedua larutan yang bereaksi tidak selamanya tepat seperti perhitungan secara teoritis. Volum larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekivalen. Perbedaan volum titik akhir reaksi dengan titik ekivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalaan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator, jika indikatornya tepat maka kesalahan titrasinya kecil.


1.3    Alat dan Bahan
1.      Buret
2.      Statif
3.      Penjepit lem statif
4.      Alas statif
5.      Gelas kimia / bekker glass
6.      Pipet
7.      Erlenmeyer
8.      Cuka yang beredar di pasaran (CH3COOH)
9.      Indikator Penol Ptalin (PP)
10.  Larutan standar (NaOH)
11.  Indikator PH universal
1.4  Prosedur Kerja
• Rangkailah alat titrasi seperti pada gambar
• Tentukan volume NaOH dan CH3COOH
• Ukur PH NaOH sebagai larutan standar dengan mencelupkan PH indicator
ke dalam larutan tersebut
• Masukkan larutan NaOH kedalam buret sebagai larutan standar yang akan di teteskan (titrasi) ke larutan CH3COOH
• Taruhlah CH3COOH yang akan dicari konsentrasinya di bawah buret.
• Buka kran yang ada pada buret agar larutan NaOH menetes ke gelas ukur yang berisi larutan CH3COOH dan goyangkan gelas ukur selama  penetesan (titrasi)
• Tunggu hingga larutan tersebut berubah warna menjadi warna merah muda, jika sudah berubah segera tarikkan kran
• Lihat pada buret berapa banyak NaOH yang dipakai untuk titrasi dan dari hasil tersebut dapat diketahui berapa konsentrasi (molaritas) CH3COOH dengan menggunakan rumus titrasi asam basa sebagai berikut:
V1 x aM1 = V2 x bM2
Terakhir hitunglah PH larutan setelah titrasi menggunakan PH indicator.

1.5  Data Hasil Percobaan
Volume CH3COOH = 10 ml                                                               POH = 2
Volume NaOH = 15,7 ml                                                                   OH- = 10-2
PH NaOH = 12                                                                                10-2 = M x a
POH = Pkw – PH                                                                                M = 10-2
POH = 14 – 12
Yang akan dicari adalah molaritas dari CH3COOH
Dengan menggunakan rumus titrasi asam basa
V1 x Am1 = V2 x aM2
10 x M1 = 15,7 x 10-2
M1 = 15,7 x 10-2 : 10
M1 = 1,57 x 10-2
PH setelah proses titrasi antara CH3COOH dan NaOH adalah sebesar 8
Berarti menunjukkan hasil dari larutan tersebut bersifat basa

1.6  Kesimpulan
Cuka yang beredar di pasaran memiliki konsentrasi yang cukup rendah yaitu hanya sekitar 1,57 x 10-2 sehingga penggunaannya masih cukup aman.

Sabtu, 02 Februari 2013

Tulisan 4_Ekonomi Koperasi

Nama : Yunita Resty Damayanti
NPM  : 27211682
Kelas  : 2EB20 

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

BAB I
PENDAHULUAN

Teori pasar persaingan monopolistic (monopolistic competition) dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna (perfect competition) maupun monopoli (monopoly). Ekonom yang pertama kali mengajukan ketidakpuasan terhadap dua model di atas adalah Peirro Sraffa, kemudian diikuti oleh Hotelling dan Zeothen. Pada akhir dasawarsa 1920-an dan awal dasawarsa 1930-an, model persaingan monopolistic dikembangkan secara intensif terutama oleh Juan Robinson dan Edward Chamberlain.


 BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Penjual pada pasar persaingan monopolistic tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Pada pasar persaingan monopolistic, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoly. Kemampuan ini berdasar dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Akibatnya setiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.
Pada pasar persaingan monopolistic, harga bukanlah factor yang dapat mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistic harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik
Ciri-ciri pasar persaingan monopolistic adalah:
·         Jumlah perusahaan banyak dalam industry (large number or firms), walaupun tidak sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila didalam pasar sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolistic mungkin terwujud. Tidak satupun dari perusahaan-perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic mempunyai ukuran yang relative sama besarnya.
·         Bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
Untuk masuk ke dalam industry tersebut relative mudah, tidak seberat seperti dalam oligopoly dan monopoli, tetapi tidak semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna. Jika perusahaan mampu bertahan, dalam jangka panjang dapat mengalahkan perusahaan yang lain. Tetapi jika kalah perusahaan harus keluar, agar kerugian tidak menjadi lebih besar.
Hal ini disebabkan karena:
-          Modal yang diperlukan relative besar apabila dibandingkan dengan mendirikan pasar persaingan sempurna
-          Perusahaan harus menghasilkan barang yang berbeda corak dengan yang telah tersedia di pasar dan mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan
·         Barang yang dihasilkan berbeda corak/terdifferensiasi (differentiated product)
Perbedaan tersebut dalam bentuk:
-          Fisik, sehingga mudah dibedakan antara produksi suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lain
-          Pembungkusan
-          Pelayanan
-          Merek
-          Kualitas barang
Perbedaan  dalam sifat barang yang dihasilkan ini yang akan menjadi sumber adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil yang dimiliki oleh perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic.
·         Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga walaupun relative kecil apabila dibandingkan dengan pasar oligopoly dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga dalam pasar monopolistis bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya yang berbeda corak (differentiated product) yang menyebabkan para pembeli bersifat pemilih untuk lebih menyukai suatu barang dari perusahaan dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan lainnya.
·         Persaingan mempromosikan penjualan sangat aktif
Harga bukan penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic. Suatu perusahaan mungkin menjual barang dengan harga relative tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu perusahaan lain mungkin menjual barangnya dengan harga rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Ini menimbulkan daya tarik berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa pembeli, para pengusaha melakukan persaingan non harga. Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam bentuk lain, diantaranya: perbaikan mutu/kualitas produk, desain barang, kegiatan iklan terus menerus, syarat penjualan yang menarik.

Corak Pasar Persaingan Monopolistik
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pasar persaingan monopolistic itu berbeda dengan pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Oleh sebab itu terdapat beberapa corak yang ada terjadi dan ada pada pasar persaingan monopolistik. Berikut uraian hal-hal yang terkait dalam corak pasar persaingan monopolistik.
A.         Efisiensi dan Diferensiasi Produksi
Dalam pasar persaingan monopolistik walaupun terdapat banyak produk yang dihasilkan sama namun produsen membedakan karakteristiknya, baik dalam hal mutu, desain, mode, maupun kemasan. Perbedaan-perbedaan ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan produk yang akan dipilih dan digunakan.
Setiap perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic akan berusaha memproduksi produk yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan jelas dibedakan  dengan hasil perusahaan lain. Terdapatnya berbagai variasi produk merupakan keistimewaan dari pasar persaingan monopolistik. Variasi produk menimbulkan keuntungan bagi produsen dan konsumen.
Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk mampu menciptakan suatu penghambat pada perusahaan lain untuk menarik para pelanggannya. Bagi konsumen keuntungannya karena mereka memiliki banyak pilihan untuk membeli suatu produk dengan karakteristik yang berbeda-beda.
B.       Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Bentuk pasar monopolistik memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek dapat mendorong pada kegiatan pengembangan teknologi dan inovasi. Ketika terlihat keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek maka akan memicu perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Ketika banyak produsen yang bergelut dalam bidang yang sama maka keuntungan yang melebihi normal pun tidak didapati lagi, yang berarti dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari pengembangan teknologi dan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
C.        Persaingan Bukan Harga
Persaingan bukan harga merujuk pada upaya-upaya selain perubahan harga yang dilakukan oleh produsen untuk menarik lebih banyak konsumen. Karena dalam pasar persaingan monopolistik harga bukanlah segala-galanya. Maka dari itu, persaingan bukan harga dapat dilakukan dengaan diferensiasi produk dan iklan serta berbagai bentuk promosi penjualan.
D.        Promosi Penjualan Melalui Iklan
Dalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan membuat iklan merupakan suatu bagian penting dari usaha memasarkan hasil produksi. Tujuan membuat iklan adalah untuk  tercapainya salah satu dari target-target berikut:
a.     Menjelaskan kepada konsumen mengenai produk yang dihasilkan.
Jenis iklan ini biasanya digunakan perusahaan ketika memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru.
b.     Memberikan info kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk terbaik.
Jenis iklan ini digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.
E.         Distribusi pendapatan
Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan monopolistik mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya, ketika suatu produsen mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada jangka waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa produsen lain untuk memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang mendapatkan keuntungan lebih melainkan keuntungannya sama, karena keuntungannya sudah terbagi-bagi dengan banyaknya produk. Berdasarkan kecenderungan ini, para ekonom berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata. 

Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik
Kelebihan Pasar Persaingan Monopolistik (+):
1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2.      Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3.      Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
4.      Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik (-):
1.      Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2.      Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3.      Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen.

Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik
Bentuk pasar persaingan monopolistic adalah keadaan biasa yang ekstrim. Sebagian besar operasi-operasi eceran berada dalam bentuk pasar ini. Bisnis-bisnis kecil dari seluruh sector jatuh dalam pasar kategori ini.
Pasar persaingan monopolistic merupakan suatu jenis pasar yang digoongkan berdasarkan:
a.       Sejumlah besar perusahaan
Sejumlah besar perusahaan dalam persaingan monopolistic menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut adalah kecil dalam perbandingannya terhadap keseluruhan pasar. Walaupun mereka mempunyai beberapa kekuatan atas harga, mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk membalas jika perusahaan lain merubah harganya.
b.       Produk-produk yang dibedakan dan tidak dilihat sebagai pengganti sempurna melainkan pengganti barang dekat oeh konsumen
Produk yang dibedakan yang dijual oleh suatu perusahaan dalam persaingan monopolistic memiliki beberapa fitur yang membuat seorang konsumen lebih menyukainya dibandingkan produk-produk serupa dari perusahaan-perusahaan lain yang tersedia. Kekuatan dari perusahaan manapun terhadap harga berasal dari hal yang sangat  nyata ini bahwa produk-produk tersebut bukan merupakan pengganti sempurna. Tindakan-tindakan non harga adalah perlu untuk membuat produk tersebut dibedakan.
c.       Jalan masuk bebas masuk dan keluar dari pasar tersebut
Tidak ada hambatan untuk masuk atau keluar yang ada dalam persaingan monopolistic. Bagaimanapun, kebutuhan untuk membuat produk seseorang dibedakan mungkin memerlukan tindakan non harga, dimana jika tidak berhasil, maka akan menggerakkan perusahaan itu keluar dari pasar
d.      Kepercayaan yang berat terhadap tindakan-tindakan non harga untuk membedakan produk seseorang

Permintaan Pasar Persaingan Monopolistik
Dalam model pasar persaingan monopoistik terdapat dua bentuk permintaan yaitu:
1.      Permintaan industry yang mempunyai kemiringan negative
2.      Permintaan perusahaan yang lebih datar/horizontal daripada permintaan industry

D-D merupakan permintaan industry atau sering pula disebut permintaan proporsional karena permintaan ini menunjukkan bahwa perubahan harga barang lain akan memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap perubahan kuantitas yang diminta dari suatu barang, sedangkan d-d merupakan permintaan yang dihadapi perusahaan, sering juga disebut permintaan konvensional. Perubahan tersebut dapat dijelaskan dengan kurva dibawah ini:
Misalnya pada harga P0 perusahaan mencapai situasi keseimbangan dengan output sebesar Q0. Apabila ia melakukan penurunan harga dari produk yang dijualnya, ia berharap akan dapat melakukan ekspansi besar-besaran daam penjualannya yang diakibatkan oleh:
1.      Penjualan kepada langganan yang sudah ada akan bertambah
2.      Apabila perusahaan lain tidak melakukan hal yang sama (penurunan harga)
Maka ia akan dapat menyerap sebagian dari pangsa pasar mereka. Disamping dipengaruhi oleh dua hal diatas, kurva D-D bisa dipengaruhi pula oleh masuknya perusahaan lain dalam industry. Semakin banyak perusahaan lain memasuki pasar maka permintaan D-D yang dihadapi oleh perusahaan semakin curam (menurun)/ semakin inelastic. Apabila perusahaan menaikkan harga diatas P, karena adanya anggapan bahwa barang yang diproduksi terkait erat dengan barang lainnya, maka ia memperkirakan akan memperoleh penurunan kuantitas penjualan yang besar karena disebabkan oleh:
1.      Penjualan pada pelanggan yang sudah ada akan berkurang
2.      Pelanggan akan berpindah pada produsen lain: ada kemungkinan pelanggan akan mencoba produk mirip dari perusahaan lain dengan harga yang lebih murah. Jadi d-d merupakan permintaan yang diharapkan oleh perusahaan apabila ia menurunkan harganya dengan anggapan tidak ada perusahaan lain memasuki pasar atau semua perusahaan tetap mempertahankan harga mereka, sedangkan D-D merupakan penjualan actual yang dapat dicapai sebagai akibat dari penurunan harga.

Kebijakan Perusahaan dan Konsekuensi yang Ditimbulkan
Setiap perusahaan harus menentukan kuantitas, harga, dan derajat diferensiasi produknya. Keputusan-keputusan tersebut saling berkait, dengan biaya dan permintaan, artinya usaha untuk mendiferensiasikan produk membutuhkan biaya, sedangkan harga yang lebih tinggi menurunkan kuantitas yang diminta (ceteris paribus). Oleh karena itu, perusahaan harus menempatkan dalam pasar dengan memilih harga, kuantitas, dan derajat deferensiasi produk yang dapat memaksimalkan keuntungan mereka. Bentuk keistimewaan diferensiasi produk antara lain karakteristik produk, citra produk, dan karakteristik penjual.
Pemilihan karakteristik produk, citra produk, dan karakteristik para penjual akan mempengaruhi letak dan slope kurva permintaannya. Deferensiasi produk yang berhasil akan menggeser kurva permintaan ke kanan atau menurunkan elastisitas harga. Iklan yang berhasi untuk suatu produk atau citra akan menggeser kurva permintaan ke kanan, dan perusahaan tersebut akan menghasilkan penerimaan yang lebih banyak.
Kegiatan untuk deferensiasi produk juga akan mempengaruhi biaya seperti biaya iklan. Akibatnya kurva AC akan bergeser keatas dengan semakin tingginya tingkat persaingan yang memerlukan biaya periklanan cukup mahal. Sebaliknya kurva AC akan bergeser kebawah jika biaya periklanan yang dibutuhkan tidak begitu mahal. Ada banyak kemungkinan kurva permintaan dan kurva biaya yang tersedia begitu perusahaan yang menjual suatu produk yang dideferensiasikan. Keputusan perusahaan akan mempengaruhi kurva permintaan dan kurva biaya dalam pasar tersebut.

Keseimbangan dalam Pasar Persaingan Monopolistik
a.      Keseimbangan Perusahaan dalan Jangka Pendek
Keseimbangan akan terjadi jika semua perusahaan dalam kelompok produk tertentu berada dalam keadaan keseimbangan secara bersamaan. Setiap perusahaan akan memilih harga kuantitas dan derajat diferensiasi produknya untuk memaksimalkan keuntungannya. Hal ini dapat digambarkan pada gambar:


Suatu perusahaan harus memilih tingkat harga pada kurva dd sama dengan DD, dan yang sesuai dengan output yang menggambarkan MR=MC. Pada gambar. 3 terjadi Q* untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, maka harga untuk kuantitas Qx dapat ditentukan dengan menarik sebuah garis vertical melalui Qx tersebut menuju kurva dd. Keseimbangan produsen terjadi pada titik P* dengan kuantitas Q*. Pada keseimbangan tersebut, keuntungan per unit sebesar KL dan keuntungan total sebesar P*KLM. Seperti pada pasar lainnya, keuntungan jangka pendek dapat saja negative, nol atau postif. Gambar.4 akan menunjukkan perusahaan yang memperoleh keuntungan positif karena harga tercipta 9P) berada diatas kurva biaya rata-rata (AC) sehingga menghasilkan keuntungan per unit.
Positif sebesar AB. Total penerimaan perusahaan sebesar OPAQ, sedangkantotal biayanya adalah OCBQ. Dengan demikian keuntungan totalnya adalah sebesar PABC untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam gambar.4
Namun, tidak semua perusahaan yang berada dipasar monopolistic akanmendapat kuntungan. Hal itu terjadi apabila harga tercipta dibawah kurva biaya rata-rata (AC). Pada gambar.5 ditunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian sebesar PABC, karena total penerimaannya hanya sebesar OCBQ sedangkan total biaya sebesar OPAQ. Perusahaan bisa berada pada keadaan normal profit apabila harga yang terjadi berada pada titik C yang menggambarkan total penerimaan sama dengan total biayanya.



b.  Keseimbangan Pasar Jangka Panjang
Keseimbangan jangka panjang memerlukan syarat keseimbangan jangka pendek dan keuntungan sama dengan nol untuk semua perusahaan yang representative. Implikasi dari model persaingan monopolistic ini merupakan gabungan dari implikasi dari persaingan sempurna dan monopoli, antara lain:
1.    Harga lebih besar dari marginal Cost (P>MC)
2.    Keuntungan sama dengan nol
3.    AC lebih besar dari titik minimum pada kurva LRAC. Ketiga kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Jadi keseimbangan dalam pasar monopolistic jangka panjang akan terjadi pada saat:
1.   MR=MC
2.  Kurva dd dan kurva DD berpotongan pada tingkat harga dan kuantitas yang dapat memaksimalkan keuntungan.
3.  Keuntungan sama dengan nol. Pada gambar diatas, keseimbangan jangka panjang tersebut akan terjadi pada kuantitas QL dan harga PL. Pada titik (QL, PL) tersebut syarat tersebut terpenuhi.

Keuntungan Sama dengan Nol
Keuntungan akan sama dengan nol dalam keseimbangan jangka panjang, karena ada kemudahan untuk memasuki pasar, sehingga keuntungan diatas tingkat normal akan segera hilang. Keadaan ini dapat digambarkan sebagai berikut:


Pada gambar diatas, kurva dd akan bersinggungan dengan kurva LRAC dalam keseimbangan jangka panjang. Jika keuntungan sama dengan nol, maka P harus sama dengan AC. Jika kurva dd diatas kurva LRAC pada setiap titik, maka paling tidak akan ada sebuah ukuran pabrik yang menghasilkan keuntungan yang positif. Selama masih ada perusahaan yang memperoleh keuntungan positif, maka masih terdapat peluang bagi perusahaan lain memasuki industri. Penyesuaian menuju keseimbangan pada posisi keuntungan sama dengan nol dapat dijelaskan melalui penyesuaian masuknya beberapa perusahaan baru ke pasar. Atau melalui persaingan harga antar perusahaan yang terdapat dalam industri. Untuk menjelaskan pernyataan diatas dapat digambarkan sebagai berikut: 


Gambar diatas menjelaskan bahwa pada awalnya kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam pasar monopolistic adalah dd dan biaya dalam jangka panjang adalah LRAC, sedangkan biaya marginalnya adalah LRMC. Harga yang terbentuk P* dan output yang dijual sebanyak Q*. pada posisi ini perusahaan menikmati keuntungan super normal. Adanya keuntungan dalam industri ini merangsang perusahaan lain untuk memasuki pasar, sehingga permintaan tidak lagi pada posisi dd, melainkan bergeser kebawah. Proses bergesernya kurva permintaan dan masuknya perusahaan baru ini akan terus berlangsung sampai kurva permintaan penyinggung LRAC jangka panjang, yaitu pada kurva permintaan d’d’. pada kondisi ini, kurva permintaan tidak lagi kecenderungan untuk turun karena pada Posisi ini keuntungan perusahaan sama dengan nol, sehingga tidak lagi mendorong perusahaan baru untuk memasuki industri. Harga yang terbentuk menjadi P** dan output yang dapat dijual menjadi berkurang hanya pada Q**. Proses menuju keseimbangan sama dengan nol juga bisa terjadi melalui perang harga antar perusahaan sehingga menggeser kurva permintaan masing-masing perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini:

Kondisi awal perusahaan berada pada ketidakseimbangan. Untuk menigkatkan penjualannya perusahaan tersebut menurunkan harganya menjadi P1 dengan harapan kuantitas penjualan dapat ditingkatkan sebesar Q1 namun kondisi ini tidak terjadi karena perusahaan lain juga melakukan hal yang sama begitu seterusnya sampai tercipta kondisi dimana semua perusahaan tidak lagi bersedia menurunkan harganya karena mereka hanya menikmati keuntungan normal (P=AC) dan proses perang harga ini akan terhenti pada harga P**. Dua analisis diatas telah menjelaskan bahwa perang harga maupun proses masuknya perusahaan baru ke dalam industry akan terhenti bila perusahaan yang ada dalam pasar berada pada posisi keuntungan sama dengan nol. Oleh karena itu, pasar monopolistic keuntungan sama dengan nol merupakan keseimbangan jangka panjang.
 Tindakan non harga dari perusahaan-perusahaan dalam persainganmonopolistik terutama terdiri dari salah satu :–pengembangan produk, atau–periklanan.- Pengembangan produk kadang-kadang hanya kosmetik untuk memberikanilusi dari sesuatu yang baru. Bahaya lainnya berasal dari keragaman yangberlebihan yang mungkin membingungkan konsumen.
 
Penyesuaian Jangka Panjang
Keluar masuknya perusahaan dalam industri akan menggeser kurva dd dan DD yaitu:
a)   Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan menggeser kedua kurva tersebut ke kiri.
b)   Keluarnya perusahaan-perusahaan akan menggeser kedua kurva tersebut ke kanan. Pergeseran tersebut akan terjadi terus menerus sampai semua syarat keseimbangan jangka panjang terpenuhi. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

BAB III
PENUTUP

Demikian makalah yang dapat kita sajikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan  dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun, demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.
Kami ucapkan terimakasih.


KESIMPULAN

Kesimpulannya antara lain :
a)      Pengaruh ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan kerugian yang tidak diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif: konsumen membayar lebih dan mampu untuk membeli sedikit daripada di persaingan sempurna. Bagaimanapun juga, pengaruhnya tidak seserius monopoli dan produk-produk yang dibedakan menyediakan keragaman yang banyak diminta. Meskipun demikian, beberapa pemborosan ditunjukkan dalam kelebihan kapasitas dandalam penggunaan persaingan non harga.
b)      Setiap perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak tergantung pada perusahaan lainnya, karena itu setiap perusahaan menganggap bahwa harga-harga pesaing, iklan dari pesaing tidak berbeda dengan tindakannya sendiri. Oleh karena itu perubahan harga oleh suatu perusahan dianggap tidak akan mempengaruhi perusahaan lain untuk beraksi mengubah harga-harga mereka
c)      Jumlah perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya memproduksi produk dasar yang sama. Namun demikian asumsi bahwa produk adalah homogen sempurna dihilangkan, setiap perusahaan dianggap mampu untuk membedakan produknya paling tidak dalam beberapa tingkat atau derajat dari produk-produk perusahaan saingannya. Dalam persaingan monopolistik sejalan dengan waktu persaingan jangka panjang akan banyak perusahaan yang akan memasuki pasar. Jika semakin banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna) maka pangsa pasar dari perusahaan yamg pertama akan menurun.



DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Makroekonomi dan Mikroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2008.

Post-post