Senin, 13 Januari 2014

Tulisan 22_Bahasa Indonesia 2

Nilai merek Bank Mandiri tertinggi di industri perbankan


Kunthi fahmar sandy
Minggu,  12 Januari 2014  −  15:22 WIB
Sindonews.com – Brand Finance melakukan pemeringkatan terhadap perusahaan-perusahaan terbuka dengan menganalisis brand strength index. Dari hasil pemeringkatan itu, nilai merek Bank Mandiri mencapai USD1,247 miliar atau tertinggi di industri perbankan Tanah Air.

Analisis tersebut merupakan penerjemahan dari performa perusahaan dan citra merek yang dimiliki setiap perusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam menghitung brand value adalah income dengan metode royalty relief.

Artinya perhitungan didasarkan pada asumsi jika suatu perusahaan tidak memiliki merek, maka berapa harga untuk menggunakan merek tersebut.

Perhitungan nilai merek tersebut dilakukan dalam lima tahapan, yaitu menghitung forecasting pendapatan, brand strength, menentukan royalty rate, menghitung discount rate dan brand valuation calculation.

Corporate Secretary Bank Mandiri Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis yang sangat bergantung dengan kepercayaan, Bank Mandiri selama ini fokus menjaga merek sebagai salah satu aset utama.

Tahun 2007-2008, Nixon mengatakan, merupakan masa Bank Mandiri melakukan rebranding. Saat itu, Bank Mandiri mulai menyusun apa sebetulnya yang ingin disampaikan kepada nasabah dan stakeholder serta seperti apa positioning Bank Mandiri.

“Kami bersyukur saat ini nilai brand Bank Mandiri tertinggi di industri perbankan Indonesia. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras seluruh unsur di Bank Mandiri dan hal ini dapat mendorong semangat kami dalam mewujudkan keinginan untuk menjadi yang terbaik di Asean pada 2020,” kata Nixon dalam rilisnya, Minggu (12/1/2014).

Menurut Nixon seusai menerima penghargaan Indonesia's Top Most Valuable Brands yang disampaikan Brand Finance pada Jumat (10/1/2014), brand dapat menjadi komponen penting untuk menarik masyarakat menjadi nasabah.

Dengan menjaga brand tetap baik, semakin banyak nasabah menggunakan layanan-layanan perbankan yang dimiliki Bank Mandiri.

Bank Mandiri membukukan total aset Rp700,1 triliun hingga September 2013 yang didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit Rp450,8 triliun. Pertumbuhan itu mendorong perolehan laba bersih menjadi Rp12,8 triliun dari Rp 11,1 triliun pada kuartal III/2012.

“Kami berharap, kekuatan merek Bank Mandiri sebagai intangible asset kami dapat mendorong pertumbuhan kinerja ke arah yang lebih baik lagi di masa datang,” tutur dia.

(rna)
Sumber:

Opini:

Menurut saya Bank Mandiri mendapatkan penilaian merek bank tertinggi di perbankan sudah benar karena sudah diperiksa NPL, kesehatan bank, profit bank, dan lain-lain dihitung dengan menggunakan forecasting pendapatan, brand strength, menentukan royalty rate, menghitung discount rate dan brand valuation calculation.

Tulisan 21_Bahasa Indonesia 2

Meski melambat, pertumbuhan ekonomi RI terbaik kedua di dunia



Reporter : Novita Intan Sari | Kamis, 9 Januari 2014 22:24
Merdeka.com - Hasil evaluasi Bank Indonesia menunjukkan, perekonomian Indonesia tahun lalu menghadapi tantangan yang tidak ringan akibat dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu diprediksi hanya tumbuh 5,7 persen. Dengan kata lain melambat dibanding dengan pertumbuhan pada 2012 yang sanggup mencapai 6,2 persen. Meski melambat, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut capaian ekonomi Indonesia masih menjadi terbaik kedua di dunia.

"Perbaikan ditopang oleh neraca perdagangan non-migas, ini perkembangan positif bahwa bauran kebijakan BI dan koordinasi dengan pemerintah, mengarahkan makro kita ke arah yang sustainable 5,7 persen di 2013, terbaik kedua di dunia," ujarnya saat di Gedung BI, Jakarta, Kamis (9/1).

Di samping itu defisit transaksi berjalan di 2013 akan berada di bawah 3,5 persen dari PDB, sedangkan pada akhir 2014 akan lebih rendah dari 3 persen.

"Perkembangan current account kita lihat dalam kondisi yang menggembirakan, khususnya di kuartal keempat. Sebelumnya diperkirakan ada di USD 32 miliar selama 2013, berturut-turut bisa turun sampai sekarang di kisaran USD 30 miliar," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo.

Secara persentase, kata Agus Marto, defisit transaksi berjalan di 2013 akan berada di bawah 3,5 persen. "Angka USD 30 miliar itu memang meningkat jika dibandingkan dengan (total defisit transaksi berjalan) 2012 yang sebesar USD 24 miliar," jelas dia.

[noe]
Sumber:

Opini:
Menurut M.Chatib Basri bahwa “keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan (BI Rate) di tingkat 7,5 persen pada Januari ini sebagai bentuk bahwa pemerintah dan BI pelan-pelan berhasil mengatasi masalah defisit transaksi berjalan.”

Dengan ditahannya BI Rate tidak hanya dapat mengendalikan masalah defisit transaksi berjalan namun juga dapat menaikkan angka ekspor dan juga surplus neraca perdagangan. 

Post-post