Harga
Daging Sapi Sulit Turun
Minggu, 20/10/2013 -
16:38
BANDUNG, (PRLM) - Target
pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi hingga ke kisaran Rp 80.000/ kg
pada akhir Oktober ini tidak akan mudah. Sebabnya, permasalahan komoditas
tersebut tidak sederhana. Terbukti, ketika pemerintah mendatangkan 3000 ton
daging sapi beku impor dari Australia pada Juli lalu, harga tidak serta merta
langsung turun bahkan di sebagian tempat mendapatkan respon negatif baik dari
konsumen maupun pedagang.
Hal tersebut disampaikan
Sekretaris Umum Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Hendri
Hendarta kepada “PRLM" di Bandung, Minggu (20/10/13). “Saat ini saja,
harga daging sapi rata-rata di pasar modern berada di kisaran Rp 100.000/ kg.
Sementara itu, akhir Oktober tinggal sekitar 10 hari lagi. Artinya, dalam waktu
10 hari tersebut, pemerintah mesti menurunkan harga daging sapi dari Rp
100.000/ kg menjadi Rp 80.000/ kg,” ujarnya.
Menurut Hendri, bila
pemerintah memang ingin menurunkan harga daging sapi, maka mesti dipastikan
dahulu, komoditas impor baik itu daging sapi beku, sapi bakalan, atau sapi siap
potong yang masuk ke Indonesia akan mendapatkan respon positif dari pasar.
Dengan demikian, maka upaya tersebut akan dapat menurunkan harga daging sapi
lokal di pasaran.
“Salah satu penyebab
melambungnya harga daging sapi lokal di pasar modern, karena dilarangnya pasar
modern menjual daging jeroan impor. Dengan demikian, harga jeroan lokal juga
menjadi mahal. Adapun untuk daging atau jeroan impor, pasar modern hanya dapat
menjual komoditas tersebut bila sudah melalui proses pengolahan,” katanya
menjelaskan.
Ketika disinggung
mengenai realistis atau tidaknya target pemerintah untuk menurunkan harga
daging sapi hingga ke kisaran Rp 80.000/ kg pada akhir Oktober ini, ia
mengatakan, saat ini semua pihak termasuk Aprindo Jabar memang dalam tahapan
menunggu. Meski waktunya memang sudah sangat mendesak, Hendri berharap
pemerintah dapat mencapai target yang ditetapkannya.
“Biasanya setelah
Iduladha harga dagin sapi akan turun, tapi tahun ini, meski momen hari raya
tersebut sudah lewat satu pekan lebih, harga daging sapi masih saja relatif
tinggi. Padahal, pasokan juga relatif lancar, tapi harga masih saja sulit untuk
turun,” kata Hendri.
Menanggapi maraknya
pemberitaan mengenai bakso impor asal Malaysia, Hendri mengaku belum begitu
mengetahui mengenai informasi tersebut. Selain itu, ia juga memastikan, produk
tersebut belum masuk ke pasar modern di seluruh Jabar. Ia meyakinkan, pasar
modern di Jabar hanya akan menjual produk olahan baik lokal maupun impor yang
telah secara pasti layak edar.
“Termasuk bakso impor
asal Malaysia, mesti dipastikan dulu legalitasnya. Meski memiliki harga lebih
murah, bahkan hingga 50 persen, semua itu tidak akan ada artinya bila tidak
memiliki persyaratan untuk layak edar. Misalnya kode pada kemasan yang
mengindikasikan produk tersebut memang telah memiliki izin dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan,” ujar Hendri. (A-207/A-108)***
Sumber:
OPINI:
Menurut saya, harga
daging sapi tidak turun pradugaan ada permainan harga di antara pemasok ataupun
pemerintah dikarenakan daging sapi impor sudah masuk ke Indonesia. Kalaupun tidak,
ada permintaan daging yang cukup tinggi dari konsumen yang melambungkan harga
daging sapi. Tetapi tidak dapat dipungkiri juga, kebanyakkan warga lebih
memilih daging sapi local dikarenakan lebih segar sehingga harga daging belum
dapat turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar