BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Masalah
Pekerjaan
Susahnya lapangan pekerjaan di Indonesia, menjadi
salah satu masalah social yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
Keterbatasan lapangan
pekerjaan yang tidak
sesuai dengan jumlah peningkatan pendidikan yang setiap tahun sehingga
menyebabkan sulitnya
mendapatkan pekerjaan. Akibatnya
menjadi problematika sosial dalam pembangunan ekonomi nasional dan regional.
Masyarakat tanpa pekerjaan menjadi menjadi beban ekonomi berkepanjangan.
Ketika
masalah pekerjaan dikelompokkan atau pun dibedakan menjadi masalah pekerjaan
wanita dan pria, akan menyebabkan munculnya
permasalahan
tersendiri. Khusus bagi pekerja wanita, peluang dan kesempatan karir yang masih
terbatas pada setiap kesempatan kerja menunjukkan perbedaan kelas di dalam
masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan
perempuan semakin menjadikan
mereka terpinggirkan dalam pola dan teknis kerja. Padalah peran serta perempuan dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan juga sama pentingnya dalam pengembangan
ekonomi di dalam keluarga mereka masing-masing.
Sumber daya
manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi memegang
peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber
daya manusia menggunakan sumber daya-sumber daya lain yang dimiliki oleh
organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Mesin-mesin berteknologi canggih
sekalipun tidak akan ada artinya, jika sumber daya manusia yang menjalankannya
tidak berkualifikasi untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan sumber daya
informasi. Sebaik dan selengkap apapun informasi yang diterima oleh organisasi,
tidak akan berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya manusia yang ada tidak
mampu menterjemahkannya menjadi informasi yang berguna bagi perkembangan dan
kemajuan organisasi.
Sumber daya
manusia adalah penduduk yang siap, mau dan mampu memberikan sumbangan terhadap
usaha mencapai tujuan organisasional. Dalam ilmu kependudukan, konsep sumber
daya manusia ini dapat disejajarkan dengan konsep tenaga kerja (manpower) yang
meliputi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan
kerja yang bekerja disebut juga dengan pekerja.
BAB II
PEMBAHASAN
Design Pekerjaan
Pengertian Design Pekerjaan
Pengertian Design Pekerjaan
Desain pekerjaan adalah
fungsi penetapan kegiatan kerja seorang
individu dalam kelompok karyawan secara organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan
kerja yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan
organisasi, teknologi dan keprilakuan.
Tujuannya adalah untuk
mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan organisasi,
teknologi dan keperilakuan. Desain
pekerjaan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan
kerja yang tercermin padakepuasan individu para pemegang jabatan. Menurut Simamora (2001), desain pekerjaan adalah
proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan
lainnya
didalam organisasi. Desain
pekerjaan, memanipulasi aspek-aspek pekerjaan sebagai berikut:
1
Muatan pekerjaan (job contain), yaitu keanekaragaman
tugas yang dilaksanakan, otoritas pemangku jabatan, rutinitas tugas yang
dilaksanakan, kesulitan-kesulitan tugas, identitas pemangku jabatan dan kadar
terhadap keseluruhan pekerjaan dilakukan oleh orang yang terlibat.
2
Fungsi-fungsi pekerjaan (job function), yaitu
metode-metode kerja yang digunakan, koordinasi pekerjaan,tanggung jawab, arus
informasi dan otoritas pekerjaan.
3
Hubungan pekerjaan (job relationship), yaitu
aktivitas-aktivitas kerja yang dimiliki bersama antara pemangku jabatan
dan orang-orang lainnya dalam organisasi.
Menurut Mathis dan Jackson (2001), desain pekerjaan berkaitan
dengan mengatur pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab dalam suatu unit kerja
yang produktif yang melibatkan isi dari pekerjaan dan pengaruhnya terhadap
tenaga kerja. Desain pekerjaan perlu mendapatkan perhatian lebih karena
alasan-alasan berikut:
1.
Desain pekerjaan dapat mempengaruhi kinerja
untuk pekerjaan tertentu khususnya untuk motivasi tenaga kerja yang
dapat membuat perbedaan besar pada kinerjanya.
2.
Desain pekerjaan dapat mempengaruhi kepuasan kerja karena
seorang tenaga kerja yang puas dengan konfigurasi pekerjaan tertentu belum
tentu memuaskan bagi yang lainnya.
3.
Desain pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan
fisik maupun mental.
2.1.1 Hal-hal yang
Perlu Diperhatikan Dalam Mendesain Sebuah Pekerjaan
1.
Memberikan keragaman dalam hal jenis pekerjaan
yangdilaksanakan, langkah, lokasi dan
sebagainya.
2.
Memungkinkan orang mendapatkan umpan balik
langsungdari hasilnya.
3.
Menyediakan ruang lingkup bagi perkembangan denganmemberi
kemungkinan pekerjaan menjadi lebih besar padawaktu orang-orang yang
menanganinya menjadi lebih ahlidan berpengetahuan.
4.
Mempunyai tujuan dan keluaran yang jelas.
5.
Mempunyai alur-alur pekerjaan yang jelas.
6.
Memberi kemungkinan mengawasi keluaran dan tahap penyelesaiannya.
7.
Memberi peluang untuk mengemukakan pendapat
danmenyarankan perubahan-perubahan pada proses pekerjaan.
8.
Didukung oleh tingkat sumber daya dan proses yang efektif.
Analisis Pekerjaan
1.2
Pengertian
Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan terdiri atas dua kata, analisis dan
pekerjaan. Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok
persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan
fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah sekumpulan atau sekelompok tugas dan
tanggung jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam
kurun waktu tertentu. Dengan demikian analisis pekerjaan dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat,
dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik.
Analisis pekerjaan merupakan bagian dari perencanaan
sumber daya manusia. Menurut Flippo, “Analisis pekerjaan adalah proses
mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan
tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.” Flippo
menekankan bahwasanya ada dua kegiatan utama dalam analisis pekerjaan, yaitu
mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan dan
mempelajarinya lebih mendalam.
Menurut Dessler analisis pekerjaan merupakan prosedur
yang dilalui untuk menentukan tanggung jawab posisi-posisi yang harus dibuatkan
stafnya, dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi
tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat
deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi
pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh
sebab itu, menurut Dessler penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia
biasanya mengumpulkan beberapa informasi tersebut melalui analisis pekerjaan
1.2.1
Tujuan
Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan penting dilakukan sebelum diadakan
perekrutan tenaga kerja. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan
analisis pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari dilakukannya analisis
jabatan. Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu:
1. memperoleh tenaga kerja pada posisi yang
tepat.
2. memberikan kepuasan pada diri tenaga
kerja.
3. menciptakan iklim dan kondisi kerja
yang kondusif.
2.2.2
Metode
Analisis Pekerjaan
·
Metode kuesioner digunakan sebagai
alat pengumpul data secara tertulis dibagikan kepada tenaga kerja operasional
atau para kepala departemen, untuk mengisi keterangan dan fakta yang diharapkan.
Pada umumnya kuesinoer memuat:
1. Pertanyaan
mengenai pekerjaan yang dilakukan
2. Tanggung
jawab yang diberikan
3. Kecakapan,
keahlian, atau pelatihan yang diperlukan
4. Kondisi yang
diharapkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
5. Figur atau
jenis yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
·
Metode wawancara dilakukan dengan
tenaga kerja operasional atau dengan kepala departemen mereka, dan dapat juga
dengan kedua-duanya. Di samping itu, para personalia sering ditugaskan untuk
memperoleh data analisis pekerjaan. Keuntungan dari metode ini adalah penyajian
keterangan dan fakta dari pihak pertama. Namun metode ini sangat membutuhkan
waktu yang cukup lama.
·
Metode selanjutnya yang dapat
digunakan dalam analisis data yaitu metode pencatatan rutin. Dalam metode ini,
tenaga kerja diperintahkan mencatat hal yang dikerjakan tiap hari secara rutin,
alokasi yang dibutuhkan, saat dimulai dan saat akhir tiap-tiap tugas itu
dilakukan. Alokasi waktu yang lama, dan pengerjaan yang cermat dan rutin
merupakan kelemahan dari metode ini.
·
Metode observasi pada umumnya
dilakukan oleh job analis yang
sebelumnya memperoleh pelatihan dan upgrading secara khusus. Metode observasi
biasanya tidak dilakukan bersamaan dengan metode wawancara job analyst
mengadakan observasi terhadap masing-masing pekerjaan dan mengadakan wawancara
dengan tenaga operasional serta kepala departemen mereka.
Desain
pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang
individu dalam kelompok karyawan secara organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan
kerja yang
memenuhi kebutuhan–kebutuhan
organisasi, teknologi dan keprilakuan.
Desain pekerjaan sangat mempengaruhi
kualitas kehidupan kerja
yang tercermin padakepuasan
individu para pemegang jabatan. Sedangkan analisis
pekerjaan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut
Flippo, “Analisis pekerjaan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan
tertentu.” Flippo menekankan bahwasanya ada dua kegiatan utama dalam analisis
pekerjaan, yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab
suatu pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam. Analisis pekerjaan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga
kerja. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis
pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar